a.
Pengertian
Menurut
Munif Chatib (2011) berpendapat rencana pembelajaran (lesson plan) adalah perencanaan yang dibuat oleh guru sebelum
mengajar. Kesalahan yang umum dilakukan oleh guru adalah tidak pernah membuat
rencana pembelajaran terlebih dahulu pada saat akan mengajar. Kualitas
pembelajaran seorang guru yang diawali dengan pembuatan rencana pembelajaran
akan sangat berbeda dengan guru yang tidak membuat rencana pembelajaran
sebelumnya.
b.
Keuntungan pembuatan rancangan kegiatan
Keuntungan guru mengajar dengan
menggunakan rencana pembelajaran menurut Munif Chatib (2011, hal. 151),
diantaranya:
1.
Rencana pengajaran pada jenjang
kompetensi secara otomatis tercatat diarsip.
2.
Record atau arsip rencana pembelajaran
akan menjadi bekal untuk guru yang bersangkutan menggunakannya untuk
penyempurnaan pada tahun berikutnya.
3.
Dengan rencana pembelajaran, kualitas
guru akan terkontrol dan tercatat (Managemen
Quality Control). Tugas mengevaluasi kualitas rencana pembelajaran dilakukan
oleh konsultan, supervisor atau
petugas yang ditunjuk.
4.
Rencana pembelajaran merupakan siklus
pertama dari sebuah proses pembelajaran yang professional.
5.
Rencana pembelajaran dapat mengukur
kualitas pembalajaran di kelas yang berhubungan dengan hasil prestasi akademik
siswa.
6.
Rencana pembelajara akan memberikan
waktu bagi guru untuk menganalisis bagaimana sebuah topic pembelajaran
disampaikan dengan baik dan menarik.
Bobbi De Porter mengatakan Proses
belajar menagajar adalah sebuah proses belajar mengajar adalah sebuah pekerjaan
seni yang professional dan mempunyai Management
Quality Control (MQC) dalam
pembelajaran. Konsekuensi penerapan MQC adalah:
1.
Lesson
plan :
guru harus membuat perencanaan pembelajaran.
2.
Konsultasi : guru harus mendiskusikan rencana pembelajaran kepada supervisor atau konsultan sebelum
mengajar.
3.
Observasi : supervisor atau
konsultan mengamati secara langsung proses belajar di dalam kelas atau di
lingungan lain.
4.
Umpan Balik : guru meminta konsultan atau supervisor
untuk menjelaskan hasil observasi terhadap proses belajar. Terjadi dialog
dan interaksi yang intens antara guru
dan konsultan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam proses belajar dan
menemukan gaya mengajar maupun gaya belajar yang cocok.
c.
Pola pikir guru mengenai rancangan
kegiatan
Paradigm guru
tentang perencanaan guru yang lama dan yang baru penting dan harus disamakan
untuk mendidik peserta didik yang berkualitas.
|
PARADIGMA
YANG LAMA
|
PARADIGMA
YANG BARU
|
|
Guru mengajar = murid belajar
|
Proses guru megajar tidak sama dengan
proses murid belajar. Sebab MENGAJAR dan BELAJAR adalah dua proses yang
berbeda.
|
|
Perencanaan mengajar terletak pada
bagaimana guru mengajar kemudian murid mengerti.
GURU MENGAJAR è
MURID MEMAHAMI
|
Perencanaan mengajar terletak pada
bagaimana murid bisa mengerti, barulah merancang bagaimana guru mengajar.
CARA MURID MEMAHAMI è
CARA GURU MENGAJAR
|
d.
Komponen dalam perencanaan pebelajaran
Menurut buku yang berjudul Strategi Belajar Mengajar karya
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain komponen perencanaan pembelajaran
terdiri dari:
1.
Tujuan (Objective)
Tujuan
adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Tujuan dalam pembelajaran merupakan komponen yang dapat mempengaruhi komponen
pengajaran lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar,
pemilihan metode, alat, sumber, dan elat evaluasi.
2.
Bahan Pelajaran (Material)
Bahan
pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar.
Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan
pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik.
3.
Metode (Method)
Metode
adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Metode-metode mengajar mencakup:
a.
Metode Proyek; yaitu cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu
masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
b.
Metode Eksperimen; yaitu cara penyajian
pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari.
c.
Metode Tugas dan
Resitasi; yaitu metode penyajian bahan di mana
guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
d.
Metode Diskusi; yaitu cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan
kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
e.
Metode Sosiodrama; yaitu mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah sosial.
f.
Metode Demonstrasi; cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan.
g.
Metode Problem
Solving; yaitu menggunakan metode-metode
lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
h.
Metode Karya Wisata; yaitu mengajak siswa belajar keluar sekolah, untuk meninjau
tempat tertentu atau objek yang lain.
i.
Metode Tanya Jawab; yaitu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru.
j.
Metode Latihan; yaitu suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu.
k.
Metode Ceramah; yaitu cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan
penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
4.
Alat (Media)
Alat
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Misalnya: bagan, grafik, komputer, OHP, dan lain-lain.
5.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah
kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan
dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa
yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Misalnya: tes tulis,
lisan, praktek, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar