Circle time merupakan kegiatan yang dilakukan secara
berkelompok baik anak maupun guru yang gunanya untuk membangun pemahaman atau
konsep yang jelas mengenai suatu materi yang akan diajarkan. Disini anak akan
merapa senang karena anak akan dapat berbicara, mendengarkan cerita, membaca,
menyanyi, dan bergerak secara bebas walaupun masih dalam pengawasan guru.
Kemampuan anak dalam beradaptasi dan bersosialisasi akan dapat berkembang
disini karena anak akan berkumpul dan membaur menjadi satu dengan
teman-temannya.
Kegiatan circle time ini memberikan kebebasan kepada
anak sepenuhnya untuk berpendapat dan memilih sesuai keinginannya. Tujuan dari
diadakannya kegiatan ini adalah untuk memudahkan anak memahami konsep perlu
adanya alat peraga dan contoh konkret. Anak juga bisa memahami konsep dengan
memanfaatkan seluruh inderanya, yang didapatkan dari mendengarkan lagu, membaca
cerita, menggerakkan badan, dan masih banyak lagi, hal ini sangat penting
sekali terutama untuk anak yang berkebutuhan khusus.
Kegiatan circle time bisa dilakukan dengan dua cara,
yaitu membuat kelompok besar yang isinya semua anak di kelas atau membagi kelas
menjadi kelompok kecil yang dalam satu kelompok isinya sebagian anak. Biasanya
circle time dilakukan dengan menggunakan karpet atau tikar yang berbentuk
persegi dan anak duduk melingkar dengan memberi jarak antara anak satu dengan
anak yang lainnya. Kegiatan circle time juga bisa dilakukan oleh anak-anak yang
mengalami gangguan perilaku, PDD, autis, keterlambatan perkembangan, gangguan
motorik, gangguan pengelihatan, dan masih banyak lagi tetapi masih dengan
pengawasan khusus sesuai dengan kebutuhannya.
-
Keterlambatan perkembangan
Pada
dasarnya anak yang mengalami keterlambatan perkembangan ini mengalami kesulitan
dalam memahami sebuah kalimat atau mungkin karena perkembangannya kognitifnya
belum sempurna. Disatu sisi, anak yang mengalami keterlambatan juga mengalami
perkembangan yang cukup pesat apabila tidak adanya tekanan dan kontrol dari
guru untuk mempraktikkan kemampuan sosialisasinya.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dari anak yang mengalami keterlambatan perkembangan
saat mengikuti kegiatan circle time ini, diantaranya:
Ø Anak dengan gangguan ini tidak bisa
mengikuti kegiatan circle time dalam waktu yang lama. Kegiatannya dibuat sesuai
dengan perkembangan anak dan apabila anak diberikan kegiatan yang lebih tinggi
dari tingkat perkembangannya, maka daya tarik anak-anak untuk mengikuti
kegiatan ini akan berkurang.
Ø Untuk mengenalkan konsep materi
pembelajaran pada anak yang mengalami gangguan ini, bisa dilakukan dengan menggabungkan
musik, gerakan, alat peraga, dan boneka tangan dalam kegiatan circle time
karena anak belajar dari konsep dulu baru bisa mempraktikkan kemampuannya untuk
berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Ø Perhatian anak dengan gangguan ini akan
didapatkan dengan penggunaan efek suara yang berbeda., seperti suara kakek,
kucing, anjing, dan sebagainya.
Ø Bertepuk atau memainkan alat music
disertai respon dari anak digunakan untuk melatih kemampuannya dalam
mendengarkan, selain dengan bertepuk bisa dilakukan pula dengan menceritakan
dongeng hewan kesayangan, dan sebagainya.
Ø Beberapa kegiatan permainan yang dapat
dilakukan untuk anak keterlambatan perkembangan
·
Permainan
jari dapat dilakukan untuk meltih kemampuan jarinya karena anak akan mengalami
kesulitan saat menggunakaan salah satu jarinya, seperti menunjuk.
·
Bermain
hola hop, tali, atau parasut ketika melakukan kegiatan, seperti berjalan
berputar dalam lingkaran.
Ø Anak dibolehkan untuk mengunyah makanan
untuk membuatnya focus dan mendengarkan.
Ø Selalu mendorong anak untuk
bersosialisasi menggunakan bahasa lisan.
Ø Menggunakan waktu circle time untuk
membicarakan tentang kegiatan apa saja yang telah dilakukan hari ini.
-
Gangguan tulang
Anak-anak
yang mengalami gangguan tulang ini umumnya masih bisa berpartisipasi dalam
kegiatan circle time dengan menggunakan kursi roda. Tetapi terkadang anak tidak
merasa menjadi bagian dari kelompoknya karena dirinya berbeda dengan anak lain,
dimana teman-temannya duduk dilantai sedangkan dirinya duduk di kursi roda.
Sedangkan untuk anak yang mengalami cerebral palsy ringan bisa menggunakan
tongkat untuk membantu dirinya mengikuti kegiatan circle time sehingga lebih
leluasa saat melakukan gerakan dalam kegiatan ini. Walaupun tidak semua gerakan
dapat dilakukan, tetapi guru harus lebih fokus terhadap gerakan atau kegiatan
yang dapat dilakukannya untuk mengetahui kemajuan perkembangan anak.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk anak yang mengalami gannguan tulang saat
kegiatan ini berlangsung, diantarany:
Ø Memberikan kesempatan yang sama kepada
anak yang mengalami gangguan ini untuk duduk sejajar dengan guru dan anak-anak
lainnya dilantai guna membuat anak merasa menjadi bagian dari kelompok, selain
itu juga dapat melatih kemampuan tulang kepala, leher, dan tulang punggung
anak. Tetapi ada beberapa anak yang hanya membutuhkan duduk dipojok dengan menggunakan kursi bantal
yang besar untuk mengerjakan tugas yang lain sebagai ganti dari kegiatan circle
time.
Ø Kegiatan circle time dilakukan dengan
duduk di kursi seperti anak yang duduk di kursi roda.
Ø Jika dalam kegiatan circle time anak
tidak mampu melakukan gerakan yang diajarkan, maka bisa diganti dengan kegiatan
yang lainnya seperti memasang tape recorder, memasang daftar kehadiran di
papan, dan sebagainya.
Ø Anak bisa melakukan gerakan berputar dilingkaran
seperti teman hanya dengan memberikan intruksi menggunakan satu tangannya tanpa
dia harus melakukan putaran tersebut serta selalu mendorong anak untuk
menggunakan tangan yang lain apabila gerakan putaran berubah arah.
Ø Untuk anak yang mengalami gangguan yang
berat, anak hanya perlu mencari benda yang ada di kanan dan dikirinya sehingga
untuk mencari benda tersebut, anak hanya perlu memutar sedikit badannya atau
kursinya ke kanan dan kek kiri dan untuk membedakan antara kanan dan kiri,
salah satu tangannya diberi tanda untuk mebedakan, misal tangan kanan diberi
karet gelang.
Ø Untuk anak yang tidak dapat berbicara,
orang tua bisa menggunakan tape recorder untuk membagi cerita mengenai anak
hari itu sehingga anak hanya perlu membawa dan menyalakan tape itu di depan
teman-temannya.
Ø Anak diberikan kesempatan untuk memilih
lagu kesukaannya apabila anak berhasil mencocokkan gambar dengan pasangannya.
-
Pervasive Developmental Disorder (PDD) dan Autisme
Kegiatan
circle time merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh untuk PDD maupun autism
karena dalam kegiatan ini dibutuhkan kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan
kelompok yang besar. Pelaksanaan kegiatan ini juga dapat mendiagnosis
bermacam-macam perlakuan yang dilakukan anak autisme dan PDD. Intervensi dapat
dilakukan disekolah dengan mencari tahu daftar perkembangan anak yang mengalami
gangguan autisme dan PDD termasuk dalam anak yang mengalami gangguan
keterlambatan perkembangan dan ADHD/ gangguan perilaku.
Ø Membuat circle time setiap hari dengan
menggabungkan lagu dengan aktifitas kegiatan karena hal ini akan membuat anak
merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan yang berulang-ulang. Selain itu kursi
goyang juga memiliki pengaruh untuk memberikan rangsangan dan kenyamanan bagi
anak untuk fokus.
Ø Gerakan motorik anak yang mengalami
gangguan ini terkadang mengalami gangguan karena sensitifitas inderanya juga
terganggu. Reaksi yang diberikankan pun terkadang berlebihan sehingga
menganggap segala sesuatu yang ditujukan kepadanya merupakan sesuatu yang buruk
dan perlu dihindari.
Ø Perilaku steriotip memperlihatkan
rendahnya minat anak terhadap sesuatu sehingga kemampuan anak untuk mencoba
sesuatu sangat rendah. Kemampuan mengekor seperti itu tidak hanya dalam
perilakunya tetapi juga dalam keterampilan bahasanya. Untuk itu diperlukan
terapi yang gunanya untuk mengurangi perilaku steriotip anak secara perlahan
dan terbukti sangat relevan untuk mengurangi beban depresi anak.
Ø Gangguan autism menyebabkan fungsi
pengelihatan anak terganggu sehingga anak mengalami kesulitan untuk kontak
mata, keterbatasan fokus mata terhadap benda-benda tertentu sehingga
menimbulkan rasa depresi jika anak dihadapkan dengan benda-benda asing. Bahkan
anak autism juga sulit untuk mengkomparasikan benda yang memiliki sedikit persamaan.
-
ADHD dan gangguan Perilaku
Circle
time merupakan kegiatan yang sangat menarik bagi anak yang mengalami ADHD
karena kegiatan. Perhatian anak yang sangat pendek membuatnya sangat sulit
untuk mendiagnosis mengalami ADHD karena dokter tidak mau melakukan hal
tersebut karena anak usia 3-4 tahun rata-rata mempunyai perhatian yang
sangat pendek, terutama untuk kegiatan
yang membutuhkan perencanaan dan pengaturan.
Memberikan
pilihan kepada anak untuk menentukan sentra yang ingin dipilih, misalnya sentra
seni atau sentra balok, dengan membuat dua kelompok besar atau satu kelompok
besar atau menghapusnya sama sekali. Pendekatan khusus dilakukan sesuai dengan
kebutuhan anak dan untuk menentukan kebutuhan khusus anak.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk membuat anak dengan gangguana ini fokus dalam
mengikuti kegiatan circle time, yaitu:
Ø Mendudukan anak dan orang dewasa
memegang pundak, punggung, dan kaki
untuk membuat anak bisa fokus dalam mengikuti kegiatan.
Ø Mendudukan anak dalam pangkuan untuk
memberikan kontak fisik guna menarik perhatian anak.
Ø Mengizinkan anak untuk memegang boneka
atau bola yang terbuat dari busa.
Ø anak akan dapat duduk dalam waktu yang
panjang asalkan adanya perubahan stimulus secara bertahap dari waktu minimal
sampai waktu yang dapat diberikan.
Ø Anak akan mengalami stress setiap pagi
hari baik di rumah maupun di bus apabila lingkungan terlalu memberikan tekanan
karena orang tua terlalu mengharapkan anak untuk melakukan hal yang lebih dari
yang dikuasainya. Berikan waktu kepada anak untuk menenangkan diri dengan cara
duduk, diperbolehkan untu lari atau melompat dalam trampoline.
Ø Memberikan penghargaan kepada anak yang
perilakunya sesuai dengan yang diharapkan.
Ø Mengabaikan perilaku anak yang tidak
menyenangkan dengan memberikan pujian yang sesuai.
Ø Giliran berbicara seringkali menjadi
masalah bagi anak ADHD. Dorongan hati dan kecemasan membuat anak seringkali
menganggua anak lain dengan mengambil mainannya dan untuk mengatasi masalah itu
maka anak diberikan mainan yang anak sukai.
Ø Rompi yang menekan tubuh dan bahu yang
diberikan akan membuat anak tenang . untuk itu pemberian rompi itu bisa
dilakukan untuk menenangkan anak dan bisa diberikan kepada anak, maksimal 10-15
menit.
Ø Anak yang mengalami ADHD sering megalami
kesulitan dalam hal bertoleransi. Mereka seringkali melakukan tindakan agresif
terhadap anak lain, seperti memukul, menendang, menggigit, atau mengucapkan
kata-kata yang tidak sepantasnya. Untuk itu pada saat circle time lebih baik
anak diberikan tempat khusus untuk membatasi gerak anak.
Ø Pemberian intruksi menggunakan kata-kata
yang mudah dipahami anak dan berulang-ulang. Instruksi disampaikan dengan
menggunakan kata-kata positif.
Ø Penghargaan diberikan secara langsung.
Penguatan tidak hanya diberikan saat anak melakukan kesalahan tetapi diberikan
setiap saat.
Ø Saat anak mulai bosan maka anak akan
pergi dari kegiatan circle time. Hal ini perlu diperhatikan oleh guru karena
perhatian guru akan membuat anak tenang. Perhatian ini sudah cukup untuk
mengatasi permasalahan anak ini daripada memberikan hukuman kepada anak.
-
Gangguan motorik
Anak
dengan gangguan motorik seringkali tidak mengalami masalah pada saat kegiatan
cirke time berlangsung, tetapi anak akan mulai merasa tidak nyaman apabila
sudah mulai aktifitas gerakan. Anak dengan gangguan ini mulai merasa tidak
percaya diri melakukan kegiatan baru karena merasa dirinya tidak mampu. Guru
diharapkan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengamati teman-temannya
sebelum anak disuruh mengerjakan tugas.
Ø Anak dengan gangguan ini lebih suka
mengamati terlebih dahulu sebelum ikut serta dalam kegiatan baru tersebut
sehingga anak membutuhkan cukup waktu untuk memperhatikan sebelum menyuruhnya
untuk ikut bergabung.
Ø Mengulangi kegiatan circle time setiap
hari untuk memberikan kepercayaan kepada anak untuk mencoba aktivitas yang
sudah diberikan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara bernyanyi bersama,
mendiskusikan media pembelajaran, dan bercerita.
Ø Memperkenalkan aktivitas baru secara
perlahan, dimana dalam penyampaiannya membutuhkan tahap yang sederhana beserta
caranya. Contohnya: anak diajarkan mengenai konsep kanan dan kiri. Untuk itu
diperlukan gerakan menggeser badan dan kakinya sesuai dengan kanan dan kiri
anak. Jika anak tidak mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, maka anak
diberikan alternatif lain dengan memanfaatkan gerakan motorik yang lain,
seperti tangannya.
Ø Apabila anak tidak bisa melakukan
gerakan motorik kasarnya, maka dapat digantikan dengan tugas yang melibatkan
motorik halusnya, misalnya menyisir rambut, meminum jus, dan sebagainya.
-
Gangguan pengelihatan
Anak
dengan gangguan pengelihatan akan memiliki keterbatas dalam indra pengelihatan.
Untuk itu anak dengan gangguan ini bisa memanfaatkan indra yang lainnya untuk
mengenal dunia, misalnya indra peraba, penciuman, pengelihatan, dan
pendengaran. walaupun kegiatan circle time membutuhkan indra pengelihatan
tetapi dapat menjadi kegiatan yang menyenagkan untuk anak yang mengalami
gangguan ini karena disini anak dapat mengembangkan indra yang lainnya utuk
ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Indra pendengaran mengalami adaptasi
dalam melaksanakan kegiatan ini karena dalam hal ini fungsinya mengantikan
indra pengelihatan.
Ø Anak disuruh duduk didekat guru agar
anak bisa melihat bahan pembelajaran dari dekat.
Ø Menemani anak dalam melakukan dan
menyelesikan kegiatan apapun. Kegiatan yang dilakukan harus disertai dengan
penjelasan atau ucapan.
Ø Jika ada penggabungan kegiatan baru,
maka anak harus diberi penjelasan secara runtut lebih dahulu.
Ø Jika anak duduk di karpet atau tikar,
maka benda-benda yang ada disampingnya mudah untuk diidentifikasi, baik warna,
bentuk, dan testur. Utuk anak yang buta, diharapkan mengatur tempat agar
barang-barang tersebut mudah untuk dijangkau.
Ø Membantu anak untuk fokus dengan cara menentukan
benda sejajar dengan pandangan anak.
Ø Kartu kehadiran untuk anak yang buta,
diharapkan memiliki tekstur khusus dan dibelakangnya diberikan perekat sesuai
dengan namanya. Jadi, apabila guru memberikan kartu identitas kepada anak yang
buta ini, maka mereka bis mengidentifikasi sendiri bahwa kartu itu miliknya
atau bukan.
Ø Anak dengan gangguan pengelihatan berat
seringkali mengalami kesulitan untuk menentukan posisi dirinya dan seringkali
mengalami gangguan motorik saat mendemonstrasikan gerakan dan keseimbangan
indra. Untuk itu, perlu adanya stimulasi yang dapat dilakukan dengan modifikasi
gerakan, seperti bergerak, melompat, dan berlari yang dilakukan dalam sebuah
karpet kecil. Selain itu, stimulus dapat diberikan dengan cara mendudukan anak
dikursi kecil yang dengan mudah dapat menyentuh lantai. Karena anak akan merasa
aman dan tidak takut manabrak teman yang
lainnya.
Ø Saat pertama konsep circle time
diperkenalkan, anak membutuhkan bantuan untuk berjalan melingkar sebelum duduk.
Ø Posisi duduk yang tepat sangat penting
bagi anak. jika anak duduk di dekat guru maka guru akan dengan mudah
menyuruhnya untuk fokus dalam kegiatan. Disisi lain, anak juga diberi kebebasan
untuk memilih tempat duduknya dengan meminta bantuan guru untuk menunjukkan
tempat yang anak inginkan.
Ø Mamberikan kesempatan kepada anak untuk
mengambil peran dalam memilih buku dan menentukan cerita selama kegiatan
mendongeng berlangsung. Pada saat kegiatan ini juga, diperlukan permainan yang
menunjukkan karakter dan menggunakan objek yang sesuai.
Ø Menggerakkan seluruh tubuh dengan sadar
yang sesuai dengan lagu, misalnya lagu “Kepala, Pundak, Lutut, dan Kaki”. Membutuhkan
tangan dan jari untuk meniru gerakan yang dicontohkan karena pengelihatannya
tidak berfungsi dengan maksimal.
Ø Ketika menerangkan mengenai cuaca, maka
diperlukan pakaian yang disesuaikan dengan cuaca yang ada. Misal, menggunakan
jaket saat musim hujan, menggunakan kain yang tipis saat musim kemarau.
Daftar Pustaka
Smith, J. David. 2006. Sekolah Inklusif: Konsep dan Penerapan
Pembelajaran. Bandung: Nuansa.
Somantri, Hj. T. Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT
Refika Aditama.
Wijayakusuma, H. M. Hembing. 2004. Psikoterapi untuk Anak Autisma: Teknik
Bermain Kreatif Non Verbal dan Verbal, Terapi Khusus untuk Autisma.
Jakarta: Pustaka Populer Obor.