Senin, 20 Mei 2013

Anak Kidal



Penggunaan tangan merupakan salah satu aspek yang menarik dari perkembangan motorik, yaitu pilihan menggunakan satu tangan tertentu dan bukan yang lainnya. Selama berabad-abad, penggunaan tangan kiri telah menerima diskriminasi yang tidak adil dalam dunia yang dirancang untuk para pengguna tangan kanan, misalnya, kursi yang ada di kampus. Selama bertahun-tahun, guru memaksa seluruh anak untuk menulis dengan menggunakan tangan kanan bahkan ketika mempunyai peserta didik yang memiliki kecenderungan kidal. Untungnya dimasa kini, orang dewasa cenderung membebaskan anak untuk menulis dengan tangan dominan yang membuat mereka merasa nyaman.
Ada 4 macam dominasi tangan (hand orientation) yang dialami manusia:
1.                  Right-handedness (tangan kanan dominan/pengguna tangan kanan)
Right-handedness (pengguna tangan kanan) adalah hand orientation yang paling banyak di populasi manusia. Hampir 90% penduduk dunia lebih dominan menggunakan tangan kanan untuk melakukan sesuatu hal seperti menulis, memasak, dan lainnya. Pengguna tangan kanan memiliki koordinasi lebih bagus dalam melakukan sesuatu dengan tangan kanan. Hampir semua peralatan di dunia didesain unutk digunakan oleh orang yang menggunakan tangan kanan (gunting, gitar, pistol, dll).
2.                  Left-Handedness (tangan kiri dominan/kidal)
Orang kidal memiliki koodinasi lebih bagus dalam melakukan sesuatu dengan tangan kiri, atau bisa dikatakan orang kidal adalah kebalikan dari orang yang menggunakan tangan kanan pada umumnya. Populasi orang kidal di dunia sekitar 7-10%. Contoh orang kidal yang terkenal adalah Presiden AS, Barack Obama.
3.                  Cross-Handedness
Cross-Handedness bisa diartikan sebagai orang yang dominan menggunakan tangan kanan untuk suatu tugas, dan dominan menggunakan tangan kiri untuk tugas lainnya. Contohnya: X menulis dengan tangan kanan, tetapi saat melempar bola ia menggunakan tangan kiri. Contoh orang terkenalnya adalah Donovan Mcnabb (pemain NFL), Leonardo da Vinci (seniman), Rafael Nadal (petenis), dan Beethoven (komposer).
4.                  Ambidexterity
Ambidexterity adalah orang yang bisa melakukan suatu tugas sama baiknya dengan menggunakan tangan kanan atau tangan kiri. Contohnya: X bisa menulis dan melempar bola dengan tangan kanan dan kirinya. Orang yang Ambidexterity amat jarang, namun bisa dilatih, contohnya adalah Billy Wagner, Pitcher MLB. Ia aslinya melempar dengan tangan kanan, namun karena tangan kanannya cedera, ia melatih tangan kirinya untuk melempar bola. Kini, lemparan kidalnya bisa menembus kecepatan 100 mph. Contoh orang Ambidexterity lainnya adalah Ronnie O’Sullivan (pemain Snooker) dan Michael Beasley serta David Lee (pemain NBA).
Dalam penelitian (Yekin, 2002) mengungkapkan bahwa warisan genetic sepertinya menjadi pengaruh kuat. Dalam salah satu studi mengungkapkan bahwa penggunaan tangan anak dari hasil adopsi tidak berhubungan atau tidak ditularkan dari orang tua asuhnya, tetapi berhubungan dengan penggunaan tangan dari orang tua kandungnya atau orang tua biologisnya (Carter-Saltsman, 1980).
Penggunaan tangan kanan yang dominan di seluruh dunia, perbandingannya antara 9:1. Sembilan untuk pengguna tangan kanan dan satu untuk pengguna tangan kiri. Hal tersebut sudah ada sejak belum adanya pengaruh terhadap anak. Contohnya, pengamatan ultrasound pada janin menemukan bahwa 9 dari 10 janin lebih mungkin menghisap ibu jari tangan kanan mereka (Hepper, Shahidullah, & White, 1990). Sebuah studi terhadap bayi yang baru lahir menemukan bahwa 65% menoleh ke kanan saat mereka berbaring terlentang di tempat tidur, 15% persen lebih suka menghadap ke kiri, dan 20% sisanya tidak menunjukkan prefensi apa pun (Michael, 1981). Prefensi ini dikaitkan dengan penggunaan otak kanan.
Anak hampir 80-90% pada perkembangannya akan mengalami dominasi belahan otak sebelah kiri, sehingga anak akan aktif dengan tangan kanan dalam beraktivitas. Sisanya dapat menjadi kidal. Dominasi ini terutama akan menetap setelah umur 4 tahun. Sebuah riset pada tahun 1998 yang dilakukan oleh James McDevitt dari Universitas Oklahoma menerangkan bahwa bila kedua orang tua kidal, hanya 26% kemungkinan dari anak-anak mereka menjadi kidal pula. Ini menerangkan bahwa faktor absolute genetik bukanlah suatu hal yang menjadikan penyebab sang anak menjadi kidal.
Ada pula para ahli yang menerangkan bahwa kidal ini akibat lain dari proses persalinan yang bermasalah, dimana otak mengalami kerusakan selama proses persalinan yang sulit itu. Para ahi di Swedia mengemukakan bahwa USG selama kehamilan yang terlalu sering dilakukan oleh ibu hamil dapat pula menyebabkan anak menjadi kidal, dimana USG ini menyebabkan perubahan dalam otak sang janin sebelum dilahirkan.
Mengenai pendapat-pendapat para ahli tentang asal muasal kidal ini masih menjadi perdebatan pro dan kontra. Tetapi yang terjadi sesungguhnya yang mengakibatkan kidal ini adalah karena dominasi bagian otak kanan yang mengatur pergerakan dominan dari bagian kiri tubuh.
Ada kecenderungan, terutama di kalangan orangtua dan guru-guru, untuk memaksa anak anak yang terlahir kidal agar selalu menggunakan anggota tubuh sebelah kanan. Ini sebenarnya adalah tindakan yang sangat berbahaya. Tindakan `pemaksaan’ ini dapat berefek pada gangguan bicara hingga kesulitan untuk belajar membaca (disleksia) pada anak yang bersangkutan. Dalam beberapa kasus, tindakan ini malahan dapat mengaburkan dominasi fungsi otak.  Pemaksaan-pemaksaan yang dilakukan pada anak-anak tersebut bisa mengakibatkan gangguan pada perkembangan anak selanjutnya seperti gangguan bicara (gagap, misalnya), atau anak frustasi karena dia tidak nyaman dengan menulis dengan tangan kanan, akhirnya dia marah dan tidak mau menulis ataupun tulisannya menjadi jelek.
Di Kerajaan Inggris pada masa dahulu yaitu pada masa George VI kecil, sang ayah George V memaksa sang anak yang kidal untuk menggunakan tangannya yang kanan. George VI dipaksa. Akibat dari kesalahan didikan ini mengakibatkan George VI menjadi gagap. "Aku kidal dan asli merasa tidak nyaman waktu kecil di lingkungan (diluar keluarga inti), memaksa-maksa aku untuk memakai tangan kanan huaaaah menyebalkan tetap teringat sampai aku setua ini lho.“ Ungkap Molly.  
Menurut hasil penelitian, orang yang kidal kerja dari fungsi otaknya didominasi oleh otak sebelah kanan, yang mengontrol sisi kiri dari anggota tubuh. Sehingga jika seorang Kidal "dipaksa" untuk mengalihkan fungsi tangan kirinya ke tangan kanan, ada kemungkinan kinerja otak orang tersebut kurang optimal dan tidak sebaik kalau orang tersebut dibiarkan menggunakan tangan kirinya.
Sering terjadi orangtua memaksa anak-anak yang terlahir kidal agar selalu menggunakan anggota tubuh sebelah kanan. Sebuah riset menyebutkan bahwa kasus kidal juga dibarengi rasa minder akibat lingkungan yang memaksa untuk sebisa mungkin menggunakan tangan kanan mereka, termasuk di sekolah dan di rumah. Orang yang kidal kerja dari fungsi otaknya didominasi oleh otak sebelah kanan, yang mengontrol sisi kiri dari anggota tubuh. Sehingga jika seorang Kidal “dipaksa” untuk mengalihkan fungsi tangan kirinya ke tangan kanan, ada kemungkinan kinerja otak orang tersebut kurang optimal dan tidak sebaik kalau orang tersebut dibiarkan menggunakan tangan kirinya.
Pemaksaan-pemaksaan yang dilakukan pada anak-anak tersebut bisa mengakibatkan gangguan pada perkembangan anak selanjutnya seperti gangguan bicara (gagap, misalnya), atau anak frustasi karena dia tidak nyaman dengan menulis dengan tangan kanan.
Selain itu menurut (Hurlock,  1978) ada bahaya yang dapat ditimbulkan pengguna tangan kiri yang potensial adalah penyesuaian social dan pribadi. Hal ini jelas berbahaya dalam kondisi berikut. Pertama, anak akan menyadari bahwa dirinya berbeda dengan teman yang lainnya dan merasa dirinya terdiskriminasi sehingga akan mempengaruhi pribadinya yang akan terus berkembang sehingga mempengaruhi perilaku sosialnya. Contoh: ketika anak yang bertangan kidal ini berada di kelas yang hampir semua menggunakan tangan kanannya, kecuali dia. Anak akan merasa minder apabila akan menulis sehingga membuat anak menjadi tidak mau untuk menulis atau malah memaksakan diri untuk menulis menggunakan tangan kanannya walaupun dia sangat kesusahan.
Kedua, anak merasa kesulitan atau terdiskriminasi untuk menunjukkan kreatifitas dan kemampuannya sesuai dengan yang diinginkannya. Contoh: Anak kidal ini ingin belajar menulis ketika gurunya menyuruhnya untuk meniru tulisan yang ada di papan tulis. Anak ini mengalami kesulitan untuk menirukan karena model yang di tampilkan itu merupakan orang yang bertangan kanan. Sehingga huruf atau angka yang dibuat anak menjadi terbalik-balik. Dan nantinya, apabila guru yang tidak mengetahui hal ini akan selalu menanyakan kepada anak mengapa dia selalu terbalik dalam menulis. Yang akan mengakibatkan kepercayaan diri anak berkurang perlahan-lahan.
Untuk mengatasi beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pengguna tangan kiri tersebut, dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan. Pendekatan pertama, mencegah penggunaan tangan kiri sebagai kebiasaan. Jika kebiasaan ini diproses dan diarahkan terjadi sebelum terbentuknya kebiasaan yang bertentangan, maka belajar menggunakan tangan pilihan yang satu ketimbang yang lain selalu lebih mudah.
Pendekatan kedua, mengubah penggunaan tangan kiri ke tangan kanan ketika anak jelas memperlihatkan pemilihan tangan yang kiri. Semakin lama orang tua mengubah kebiasaan anak menggunakan tangan kirinya, maka akan semakin sulit untuk merubah kebiasaan anak ini. Karena penggunaan tangan pada anak jika semakin dewasa, akan cenderung mulai menetap..
Beberapa kondisi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak psikologis yang minimum dalam mengubah penggunaan tangan kiri ke tangan kanan menurut Hildreth, diantaranya:
1.                  Anak berusia dibawah 6 tahun
2.                  Anak yang menggunakan kedua belah tangan secara bergantian
3.                  Indeks penggunaan tangan bilateral
4.                  Periode percobaan menunjukkan tidak ada kesulitan yang tetap.
5.                  Anak setuju utuk mengubahnya
6.                  Kecerdasan anak di atas rata-rata.
Bagi orangtua yang memiliki anak kidal, disarankan untuk menerima kondisi anak apa adanya tanpa intervensi terhadap kekidalannya tersebut. Dan sebagai orang timur, tentu saja untuk aktivitas dalam kehidupan sehari-hari seperti berjabatan tangan, makan, anak itu tetap harus diajari untuk menggunakan anggota tubuh yang semestinya sesuai dengan norma agama dan tata krama yang ada. Tetapi, untuk kegiatan yang bersifat pribadi, biarkan saja ia mengikuti kecenderungannya itu.
Terdapat perbedaan antara pengguna tangan kanan dan pengguna tangan kiri. Dimana pengguna tangan kiri lebih mungkin memiliki masalah membaca (Geschwind & Behan, 1984; Natsopulous, dkk, 1998, 2002). Tetapi pengguna tangan kiri juga cenderung memiliki keterampilan visual spasial (Holtzen, 2000). Presentase yang lebih tinggi daripada yang diharapkan dari ahli matematika, musisi, arsitek, dan seniman adalah pengguna tangan kiri, seperti: Michaelangelo, Leonardo da Vinci, dan Picasso semuanya kidal (Schachter & Ransil, 1996). Dalam suatu studi lebih dari 100.000 murid yang melakukan Tes Bakat Skolastik (Scholastik Aptitude Test/ SAT), 20% dari kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi adalah anak kidal, dua kali lipat jumlah pengguna tangan kanan yang ditemukan pada populasi umum, 10% (Bower, 1985).
Secara keseluruhan, ketika mayoritas besar orang merupakan pengguna tangan kanan, baik pengguna tangan kanan atau tangan kiri mempunyai sejumlah kelebihan. Meskipun terkadang harus menyesuaikan diri karena hidup di dunia pengguna tangan kanan, seperti menulis dengan meja khusus pengguna tangan kanan dan memotong dengan gunting khusus dengan tangan kanan, secara keseluruhan, menjadi pengguna tangan kiri sepertinya tidak menghambat secara signifikan (Porac & Searleman, 2002; Teasdale & Owen, 2001)
Daftar Pustaka

Hurlock, Elizabeth B.. 1978. Perkembangan Anak jilid I edisi ke-enam. Jakarta: Erlangga.
Santrock, Jhon W.. 2007. Perkembangan Anak jilid I edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga

Browsing internet

1 komentar: