Penggunaan
tangan merupakan salah satu aspek yang menarik dari perkembangan motorik, yaitu
pilihan menggunakan satu tangan tertentu dan bukan yang lainnya. Selama
berabad-abad, penggunaan tangan kiri telah menerima diskriminasi yang tidak
adil dalam dunia yang dirancang untuk para pengguna tangan kanan, misalnya,
kursi yang ada di kampus. Selama bertahun-tahun, guru memaksa seluruh anak
untuk menulis dengan menggunakan tangan kanan bahkan ketika mempunyai peserta
didik yang memiliki kecenderungan kidal. Untungnya dimasa kini, orang dewasa
cenderung membebaskan anak untuk menulis dengan tangan dominan yang membuat
mereka merasa nyaman.
Ada
4 macam dominasi tangan (hand orientation) yang dialami manusia:
1.
Right-handedness
(tangan kanan dominan/pengguna tangan kanan)
Right-handedness (pengguna tangan
kanan) adalah hand orientation yang paling banyak di populasi manusia. Hampir
90% penduduk dunia lebih dominan menggunakan tangan kanan untuk melakukan
sesuatu hal seperti menulis, memasak, dan lainnya. Pengguna tangan kanan
memiliki koordinasi lebih bagus dalam melakukan sesuatu dengan tangan kanan.
Hampir semua peralatan di dunia didesain unutk digunakan oleh orang yang
menggunakan tangan kanan (gunting, gitar, pistol, dll).
2.
Left-Handedness
(tangan kiri dominan/kidal)
Orang kidal memiliki koodinasi
lebih bagus dalam melakukan sesuatu dengan tangan kiri, atau bisa dikatakan
orang kidal adalah kebalikan dari orang yang menggunakan tangan kanan pada
umumnya. Populasi orang kidal di dunia sekitar 7-10%. Contoh orang kidal yang
terkenal adalah Presiden AS, Barack Obama.
3.
Cross-Handedness
Cross-Handedness bisa diartikan
sebagai orang yang dominan menggunakan tangan kanan untuk suatu tugas, dan
dominan menggunakan tangan kiri untuk tugas lainnya. Contohnya: X menulis
dengan tangan kanan, tetapi saat melempar bola ia menggunakan tangan kiri.
Contoh orang terkenalnya adalah Donovan Mcnabb (pemain NFL), Leonardo da Vinci
(seniman), Rafael Nadal (petenis), dan Beethoven (komposer).
4.
Ambidexterity
Ambidexterity adalah orang yang
bisa melakukan suatu tugas sama baiknya dengan menggunakan tangan kanan atau
tangan kiri. Contohnya: X bisa menulis dan melempar bola dengan tangan kanan
dan kirinya. Orang yang Ambidexterity amat jarang, namun bisa dilatih,
contohnya adalah Billy Wagner, Pitcher MLB. Ia aslinya melempar dengan tangan
kanan, namun karena tangan kanannya cedera, ia melatih tangan kirinya untuk
melempar bola. Kini, lemparan kidalnya bisa menembus kecepatan 100 mph. Contoh
orang Ambidexterity lainnya adalah Ronnie O’Sullivan (pemain Snooker) dan
Michael Beasley serta David Lee (pemain NBA).
Dalam
penelitian (Yekin, 2002) mengungkapkan bahwa warisan genetic sepertinya menjadi
pengaruh kuat. Dalam salah satu studi mengungkapkan bahwa penggunaan tangan
anak dari hasil adopsi tidak berhubungan atau tidak ditularkan dari orang tua
asuhnya, tetapi berhubungan dengan penggunaan tangan dari orang tua kandungnya
atau orang tua biologisnya (Carter-Saltsman, 1980).
Penggunaan
tangan kanan yang dominan di seluruh dunia, perbandingannya antara 9:1.
Sembilan untuk pengguna tangan kanan dan satu untuk pengguna tangan kiri. Hal
tersebut sudah ada sejak belum adanya pengaruh terhadap anak. Contohnya,
pengamatan ultrasound pada janin menemukan bahwa 9 dari 10 janin lebih mungkin
menghisap ibu jari tangan kanan mereka (Hepper, Shahidullah, & White,
1990). Sebuah studi terhadap bayi yang baru lahir menemukan bahwa 65% menoleh
ke kanan saat mereka berbaring terlentang di tempat tidur, 15% persen lebih
suka menghadap ke kiri, dan 20% sisanya tidak menunjukkan prefensi apa pun
(Michael, 1981). Prefensi ini dikaitkan dengan penggunaan otak kanan.
Anak
hampir 80-90% pada perkembangannya akan mengalami dominasi belahan otak sebelah
kiri, sehingga anak akan aktif dengan tangan kanan dalam beraktivitas. Sisanya
dapat menjadi kidal. Dominasi ini terutama akan menetap setelah umur 4 tahun. Sebuah
riset pada tahun 1998 yang dilakukan oleh James McDevitt dari Universitas
Oklahoma menerangkan bahwa bila kedua orang tua kidal, hanya 26% kemungkinan
dari anak-anak mereka menjadi kidal pula. Ini menerangkan bahwa faktor absolute
genetik bukanlah suatu hal yang menjadikan penyebab sang anak menjadi kidal.
Ada
pula para ahli yang menerangkan bahwa kidal ini akibat lain dari proses
persalinan yang bermasalah, dimana otak mengalami kerusakan selama proses
persalinan yang sulit itu. Para ahi di Swedia mengemukakan bahwa USG selama
kehamilan yang terlalu sering dilakukan oleh ibu hamil dapat pula menyebabkan
anak menjadi kidal, dimana USG ini menyebabkan perubahan dalam otak sang janin
sebelum dilahirkan.
Mengenai
pendapat-pendapat para ahli tentang asal muasal kidal ini masih menjadi
perdebatan pro dan kontra. Tetapi yang terjadi sesungguhnya yang mengakibatkan
kidal ini adalah karena dominasi bagian otak kanan yang mengatur pergerakan
dominan dari bagian kiri tubuh.
Ada
kecenderungan, terutama di kalangan orangtua dan guru-guru, untuk memaksa anak anak
yang terlahir kidal agar selalu menggunakan anggota tubuh sebelah kanan. Ini sebenarnya
adalah tindakan yang sangat berbahaya. Tindakan `pemaksaan’ ini dapat berefek
pada gangguan bicara hingga kesulitan untuk belajar membaca (disleksia) pada
anak yang bersangkutan. Dalam beberapa kasus, tindakan ini malahan dapat
mengaburkan dominasi fungsi otak. Pemaksaan-pemaksaan
yang dilakukan pada anak-anak tersebut bisa mengakibatkan gangguan pada
perkembangan anak selanjutnya seperti gangguan bicara (gagap, misalnya), atau
anak frustasi karena dia tidak nyaman dengan menulis dengan tangan kanan,
akhirnya dia marah dan tidak mau menulis ataupun tulisannya menjadi jelek.
Di
Kerajaan Inggris pada masa dahulu yaitu pada masa George VI kecil, sang ayah
George V memaksa sang anak yang kidal untuk menggunakan tangannya yang kanan.
George VI dipaksa. Akibat dari kesalahan didikan ini mengakibatkan George VI
menjadi gagap. "Aku kidal dan asli merasa tidak nyaman waktu kecil di
lingkungan (diluar keluarga inti), memaksa-maksa aku untuk memakai tangan kanan
huaaaah menyebalkan tetap teringat sampai aku setua ini lho.“ Ungkap Molly.
Menurut
hasil penelitian, orang yang kidal kerja dari fungsi otaknya didominasi oleh
otak sebelah kanan, yang mengontrol sisi kiri dari anggota tubuh. Sehingga jika
seorang Kidal "dipaksa" untuk mengalihkan fungsi tangan kirinya ke
tangan kanan, ada kemungkinan kinerja otak orang tersebut kurang optimal dan
tidak sebaik kalau orang tersebut dibiarkan menggunakan tangan kirinya.
Sering
terjadi orangtua memaksa anak-anak yang terlahir kidal agar selalu menggunakan
anggota tubuh sebelah kanan. Sebuah riset menyebutkan bahwa kasus kidal juga
dibarengi rasa minder akibat lingkungan yang memaksa untuk sebisa mungkin
menggunakan tangan kanan mereka, termasuk di sekolah dan di rumah. Orang yang
kidal kerja dari fungsi otaknya didominasi oleh otak sebelah kanan, yang
mengontrol sisi kiri dari anggota tubuh. Sehingga jika seorang Kidal “dipaksa”
untuk mengalihkan fungsi tangan kirinya ke tangan kanan, ada kemungkinan
kinerja otak orang tersebut kurang optimal dan tidak sebaik kalau orang
tersebut dibiarkan menggunakan tangan kirinya.
Pemaksaan-pemaksaan
yang dilakukan pada anak-anak tersebut bisa mengakibatkan gangguan pada
perkembangan anak selanjutnya seperti gangguan bicara (gagap, misalnya), atau
anak frustasi karena dia tidak nyaman dengan menulis dengan tangan kanan.
Selain
itu menurut (Hurlock, 1978) ada bahaya
yang dapat ditimbulkan pengguna tangan kiri yang potensial adalah penyesuaian
social dan pribadi. Hal ini jelas berbahaya dalam kondisi berikut. Pertama, anak akan menyadari bahwa
dirinya berbeda dengan teman yang lainnya dan merasa dirinya terdiskriminasi
sehingga akan mempengaruhi pribadinya yang akan terus berkembang sehingga
mempengaruhi perilaku sosialnya. Contoh: ketika anak yang bertangan kidal ini
berada di kelas yang hampir semua menggunakan tangan kanannya, kecuali dia.
Anak akan merasa minder apabila akan menulis sehingga membuat anak menjadi
tidak mau untuk menulis atau malah memaksakan diri untuk menulis menggunakan
tangan kanannya walaupun dia sangat kesusahan.
Kedua, anak merasa
kesulitan atau terdiskriminasi untuk menunjukkan kreatifitas dan kemampuannya
sesuai dengan yang diinginkannya. Contoh: Anak kidal ini ingin belajar menulis
ketika gurunya menyuruhnya untuk meniru tulisan yang ada di papan tulis. Anak
ini mengalami kesulitan untuk menirukan karena model yang di tampilkan itu
merupakan orang yang bertangan kanan. Sehingga huruf atau angka yang dibuat
anak menjadi terbalik-balik. Dan nantinya, apabila guru yang tidak mengetahui
hal ini akan selalu menanyakan kepada anak mengapa dia selalu terbalik dalam
menulis. Yang akan mengakibatkan kepercayaan diri anak berkurang
perlahan-lahan.
Untuk
mengatasi beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pengguna tangan kiri
tersebut, dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan. Pendekatan pertama, mencegah penggunaan tangan kiri
sebagai kebiasaan. Jika kebiasaan ini diproses dan diarahkan terjadi sebelum
terbentuknya kebiasaan yang bertentangan, maka belajar menggunakan tangan
pilihan yang satu ketimbang yang lain selalu lebih mudah.
Pendekatan
kedua, mengubah penggunaan tangan kiri ke tangan kanan ketika anak jelas
memperlihatkan pemilihan tangan yang kiri. Semakin lama orang tua mengubah
kebiasaan anak menggunakan tangan kirinya, maka akan semakin sulit untuk
merubah kebiasaan anak ini. Karena penggunaan tangan pada anak jika semakin
dewasa, akan cenderung mulai menetap..
Beberapa
kondisi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak psikologis yang minimum
dalam mengubah penggunaan tangan kiri ke tangan kanan menurut Hildreth,
diantaranya:
1.
Anak
berusia dibawah 6 tahun
2.
Anak
yang menggunakan kedua belah tangan secara bergantian
3.
Indeks
penggunaan tangan bilateral
4.
Periode
percobaan menunjukkan tidak ada kesulitan yang tetap.
5.
Anak
setuju utuk mengubahnya
6.
Kecerdasan
anak di atas rata-rata.
Bagi
orangtua yang memiliki anak kidal, disarankan untuk menerima kondisi anak apa
adanya tanpa intervensi terhadap kekidalannya tersebut. Dan sebagai orang
timur, tentu saja untuk aktivitas dalam kehidupan sehari-hari seperti
berjabatan tangan, makan, anak itu tetap harus diajari untuk menggunakan
anggota tubuh yang semestinya sesuai dengan norma agama dan tata krama yang
ada. Tetapi, untuk kegiatan yang bersifat pribadi, biarkan saja ia mengikuti
kecenderungannya itu.
Terdapat
perbedaan antara pengguna tangan kanan dan pengguna tangan kiri. Dimana
pengguna tangan kiri lebih mungkin memiliki masalah membaca (Geschwind &
Behan, 1984; Natsopulous, dkk, 1998, 2002). Tetapi pengguna tangan kiri juga
cenderung memiliki keterampilan visual spasial (Holtzen, 2000). Presentase yang
lebih tinggi daripada yang diharapkan dari ahli matematika, musisi, arsitek,
dan seniman adalah pengguna tangan kiri, seperti: Michaelangelo, Leonardo da
Vinci, dan Picasso semuanya kidal (Schachter & Ransil, 1996). Dalam suatu
studi lebih dari 100.000 murid yang melakukan Tes Bakat Skolastik (Scholastik
Aptitude Test/ SAT), 20% dari kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi adalah
anak kidal, dua kali lipat jumlah pengguna tangan kanan yang ditemukan pada
populasi umum, 10% (Bower, 1985).
Secara keseluruhan,
ketika mayoritas besar orang merupakan pengguna tangan kanan, baik pengguna
tangan kanan atau tangan kiri mempunyai sejumlah kelebihan. Meskipun terkadang
harus menyesuaikan diri karena hidup di dunia pengguna tangan kanan, seperti
menulis dengan meja khusus pengguna tangan kanan dan memotong dengan gunting
khusus dengan tangan kanan, secara keseluruhan, menjadi pengguna tangan kiri
sepertinya tidak menghambat secara signifikan (Porac & Searleman, 2002;
Teasdale & Owen, 2001)
Daftar Pustaka
Hurlock,
Elizabeth B.. 1978. Perkembangan Anak
jilid I edisi ke-enam. Jakarta: Erlangga.
Santrock,
Jhon W.. 2007. Perkembangan Anak jilid I edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga
Browsing
internet
http://www.bamboomedia.net/bmkids/article.php?id=6,
13 desember 2011 pukul 15.54
izin share,
BalasHapus